Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil belakangan ini memang berdampak besar dalam kehidupan masyarakat, termasuk diantaranya banyak orang yang mulai berbondong-bondong panic buying dengan membeli beberapa instrumen investasi, salah satunya adalah emas. Emas memang dikenal sebagai salah satu instrumen investasi yang tahan terhadap inflasi, karena ketika nilai uang turun harga emas juga ikut naik, beberapa mencapai 1,9 juta Rupiah per gram, bahkan diprediksi akan terus melambung hingga angka 2 jutaan rupiah. Namun sebelum itu jangan gegabah untuk berinvestasi, pahami juga ada risiko investasi di dalamnya. Hal inilah yang kerap kali diabaikan oleh Para investor pemula, bukannya untung justru rugi.

Risiko Di Balik Investasi Emas

Sebagian besar orang menganggap bahwa emas ini jadi pilihan paling aman untuk berinvestasi di saat ekonomi sedang memburuk, namun tetap ada risiko di baliknya, Berikut ini beberapa risiko investasi emas, yaitu:

• Emas termasuk instrumen investasi jangka panjang dan tidak cocok untuk kebutuhan jangka pendek, harga emas Memang secara perlahan terus naik, namun tingkat kenaikannya tidak begitu signifikan, Sehingga keuntungan umumnya baru bisa dirasakan setelah lebih dari 5 tahun disimpan, di bawah jangka waktu tersebut harga cenderung stabil atau tidak memberikan banyak keuntungan, sehingga kurang cocok untuk tujuan keuangan jangka pendek.
• Emas tidak memberikan penghasilan pasif, berbeda dengan jenis instrumen investasi yang lain seperti deposito maupun juga properti yang bisa memberikan penghasilan pasif secara rutin setiap bulan, artinya investor juga bisa menikmati atau merasakan keuntungan tersebut, Namun emas berbeda karena sekedar disimpan atau digunakan sehingga keuntungan hanya bisa didapatkan pada saat sudah dijual.
• Harga emas biasanya mengalami perlambatan ketika situasi ekonomi global menunjukkan stabilitas, seperti yang terlihat sebelum pandemi Covid-19, saat ekonomi Indonesia berada dalam kondisi yang baik. Pada masa itu, tidak ada peperangan yang sedang berlangsung, sehingga harga emas cenderung tetap stabil dan tidak mengalami lonjakan besar, lama memberikan keuntungan.
• Risiko kehilangan jika tidak disimpan secara tepat, emas ini termasuk ke dalam instrumen yang juga rentan untuk hilang, apalagi dengan banyaknya kasus kriminalitas yang terjadi belakangan ini, sangat mungkin untuk membuat emas yang Anda simpan tersebut nantinya dapat menghilangkan saja atau sewaktu-waktu, apalagi yang bentuknya adalah emas fisik atau batangan.
• Risiko penipuan juga ada, seperti kasus yang terjadi beberapa waktu belakangan ini ada seorang investor emas yang mengalami kerugian hingga milyaran rupiah karena ternyata membeli emas bodong.
• Adanya risiko di balik tukar nilai mata uang, apalagi harga emas juga sangat dipengaruhi oleh pergerakan dari USD. Jadi jika sewaktu-waktu nilai tukar Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat tentunya harga emas juga akan ikut naik dalam rupiah.

Cara Berinvestasi Emas Yang Benar

Jika ingin lebih untung saat berinvestasi emas maka harus dilakukan secara tepat, berikut ini ada beberapa tipsnya apalagi untuk investor pemula, yaitu:

• Beli emas murni atau logam mulia, logam mulia dengan emas perhiasan sangat berbeda karena emas perhiasan umumnya sudah dicampur dengan material lain untuk membuatnya lebih kokoh dan mudah dibentuk, harga pasaran logam mulia cenderung naik Sedangkan untuk emas perhiasan justru turun pada saat dijual lagi.
• Berinvestasi emas ketika sudah memiliki tempat yang aman dan layak untuk menyimpannya, seperti diantaranya adalah brankas di rumah maupun sistem pengamanan yang sudah memadai, Karena bagaimanapun risiko dari investasi ini sangatlah tinggi terhadap tindak kejahatan seperti pencurian. Jangan sampai ingin untung Justru malah buntung karena emas hilang.
• Beli emas hanya di toko yang terpercaya, diantaranya adalah yang sudah bersertifikat atau terjamin, sehingga pada saat ingin menjual kembali akan diterima dengan harga pasaran yang sewajarnya, karena cukup banyak juga dijual emas bodong saat ini.
• Berinvestasi emas menggunakan uang dingin, uang dingin merupakan dana yang tidak akan dipakai untuk jangka waktu tertentu, khususnya adalah jangka waktu panjang diatas 5 tahun, bagaimanapun juga investasi ini termasuk produk jangka panjang.

Bank BCA juga punya beberapa produk investasi yang lebih aman dan bisa dimulai dengan modal kecil, risiko investasi rendah yaitu dengan deposito BCA.