Masih hari pertama di Surabaya niih, setelah makan siang di Casa Boccamalamnya (masih bareng mimin @myfoodprint) kita berburu kuliner khas yang banyak disebut di Instagram. Salah satu rekomendasi dari kak @valentokta di komen Instagram @foodnotebdg adalah Bebek Papin.
Kita tertarik makan disini soalnya pengen tau kayak apa sih olahan bebek khas Surabaya. Kabarnya kan Surabaya memang terkenal buaaanyak punya kuliner olahan bebek dan banyak peternakan bebek juga. Terus berhubung lokasi Bebek Papin ini searah dengan tempat incaran kita yang lainnya, langsung cus deh berangkat habis Maghrib 😀
Lokasinya ada di tenda pinggir jalan tepat di Perempatan Undaan. Uniknya disini kamu bisa pilih sendiri harga bebeknya sesuai budget kamu. Pilihan bebek di menunya mulai harga 12ribu-25ribu (beda dimension), tapi waktu kita kesini potongan terbesarnya cuma ada yang harga 19.000. *So-soan pilih yang paling besar*
Murah kan? Harganya belum termasuk nasi, cuma 3.500 aja kok~. Ternyata walaupun bukan yang terbesar tapi yang 19ribu ini ukurannya lumayan dan dagingnya banyak loh. Uniknya setiap porsinya disajikan dengan kuah kuning (asiiiin banget tapi nagih). Sambelnya juga mantap! Gak heran lumayan rame 🙂
Thanks rekomendasinya kak @valentokta~! 😀
Tempat selanjutnya adalah the well-known Nasi Cumi Waspada!Kirain pedes banget gitu ya sampai disuruh waspada, ternyata diberi nama begitu karena alamatnya ada di Jalan Waspada :p Nah, sebelum ngiler kelamaan kita pesen ojek online lagi biar hemat karena lokasinya cukup dekat.
Waktu ojeknya dateng mas-nya kaget pas tahu kita mau ke Nasi Cumi Waspada,
“Mbaknya ini abis makan bebek lanjut makan cumi lagi?” – kata dua mas-mas ojek online di motor yang berbeda
Dengan jurus ngeles kita bilang makannya seporsi berdua kok mas~,iya tapi tiga ronde,hhuhuuhu. Plus ngeles kalo aku turis dari Bandung, hahahhhahahah.
Gak lama sampailah kita ke tenda nasi cumi yang buka 24 jam ini. Kita pesan 1 Nasi Campur isi cumi, empal, telor dan peyek udang, harganya 23ribu….dan….jreng.
Cuminya gak sehitam ekspektasi. Kabarnya dimasak sama tintanya tapi rasanya bukan gurih, lebih ke manis gudeg. Out of my expectation…..Mungkin cocok buat lidah ‘Jawa’ yang doyan makanan manis…..Karena warungnya memang rame banget, pengunjungnya terus-terusan datang dan banyak yang ketagihan juga 😀 Tertarik coba?
Lanjut!
Kalau ngomongin malam-malam ada lagi nih yang enak :Soto Lamongan Cak Har!Soto dengan kuah kuning yang gurih-panas dengan seledri dan perasan jeruk nipis ini dijamin nikmattt 🙂
Tempat makan soto berkuah kuning ini bener-bener luas loh, tapi selalu peeeeeeenuh! Padahal jualannya cuma satu menu ini aja, iya, cuma Soto Ayam aja 😀 Eits, yang bikin penuh selain rasa kuahnya yang gurih nagih adalah dagingnya yang bisa pilih.
Misal mau dada tanpa kulit, kulit aja, atau bagian-bagian lain. Terus bisa minta tulang ayam (tetelan kalau ga salah disebutnya ya?) semangkok numpuk kayak di meja sebelah.
Rahasia lainnya adalah toples berisi bubuk koya yang tremendous enak dan disini bebas ambil sepuasnya~~ Oya, penyajian jeruk nipisnya unik, yang diiris bagian tengahnya aja, jadi lebih higienis (?) dan sari-sarinya jadi gak cepet kering.
Harga seporsi sotonya 18ribu, oya nasinya bisa pilih mau ditaruh di mangkok atau dipisah di piring lain.
Ada kesukaan kamu disini?